Ticker

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

header ads

Melayani Majikan Dan Anaknya



Melayani Majikan Dan Anaknya


AGEN POKER - Pertama aku minta maaf terlebih dahulu kepada keluarga Pak Raka yang mana cerita sex nyata kita aku tuangkan kedalam tulisan dan aku sengaja kirimkan. Maksudnya bukan aku ingin terkenal atau apapun bahasanya. Aku menceritakan ini hanya ingin agar masyarakat tahu. Bahwa perbuatan seperti ini sangat tidak terpuji dan merugikan orang lain. Terutama kepada orang yang telah baik terhadap kita. Namaku Ratih, usia ku kini sudah 40 tahun. Keluargaku terbilang keluarga kurang mampu. Orang tua ku berasal dari daerah terpencil yang ada di daerah Utara Karawang Jawa Barat. Bapak ku hanya seorang buruh serabutan, juga ibu ku sekedar kuli cuci pakaian para tetangga. Aku sendiri mempunyai saudara kandung empat orang, aku adalah anak tertua.

BANDAR POKER - Karena kehidupan orang tua ku yang serba kekurangan, akhirnya untuk membantu meringankan bebannya, aku yang baru berumur 17 tahun dinikahkan sama pria pilihan mereka. Karena aku tidak mau disebut anak durhaka, akhirnya kami dinikahkan, walau sebenarnya hati ini tidak menginginkannya. Setelah menikah akhirnya aku pun diboyong suami untuk menempati rumah baru di daerah asal suami ku Cikampek. Memang benar, setelah aku menikah, aku dapat mengumpulkan uang dari sisa resiko rumah tangga yang diberi oleh suami ku yang pekerjaaannya sebagai levelansir barang-barang material.dan akupun tak lupa membantu orang tua ku di kampong.

AGEN CEME - Waktu berjalan sangat cepat, sudah 2 tahun aku membina rumah tangga namun. Prahara biduk rumah tangga mulai goyah. Karena sudah 2 tahun berumah tangga aku belum juga menunjukan tanda-tanda kehamilan. Suami ku mulai berbuat macem-macem dan sering menyinggung perasaan ku, bahkann tak segan-segan suka memukuli ku tanpa sebab. Klimak nya, pada bulan Juli tahun 1990 suami tega menceraikan dan mengantarkan diriku kepada orang tua di kampung. Mungkin karena suami sudah tidak mau diajak musyawarah, akhirnya kedua orang tua ku menerima keputusan suami ku dengan berat hati dan kecewa.

BANDAR CEME - Cerita dewasa terbaru, Setelah menerima talak satu dari suami ku, aku hanya dapat berdiam diri saja dirumah dan menyesali kenapa diriku tidak dapat hamil. Namun sepertinya penyesalan tiadalah artinya. Setahun lamanya aku berdiam diri dirumah tanpa pekerjaan, suatu hari saat aku sedang menyapu halaman, paman ku yang dari Bekasi tiba-tiba datang kerumah orang tua ku. “Assalamualaikum, waduuuhhhh janda anget lagi nyapu halaman nih” teriak paman mengagetkan konsentrasiku. Aku yang sedikit kaget, menjawab juga salam nya. “Neng, bapak ma emak ada ga. Amang (Paman,red) jauh-jauh dari Bekasi ada perlu banget, mau ada yang diceritain sama neng dan orang tua neng” tambahnya. “Critain aja sekarang mang, kan amang perlunya ke eng juga kan?” jawab ku penasaran.

AGEN DOMINO - Tidak lama kemudian, paman ku itu menceritakan maksud kedatangannya itu. Bahwa dirinya dimintai tolong oleh temannya untuk mencarikan seorang pembantu untuk ditempatkan disalah satu keluarga orang kaya di Bekasi.“Yeh mari amang, jangan jauh-jauh atuh. Neng juga mau. Kan neng sekarang sudah tidak punya suami dan lagi jadi pejabat nih, pengangguran se jawa barat, gitu loh, hehe” ucap ku sambil lelucon. “Ya, kalau neng mau dan pastinya diijinan sama emak dan bapak sih amang ga apa-apa. Berarti gak perlu nyari orang lain” sergah paman ku. Akhirnya ketika sorenya kami berembuk bersama orang tua dan adik-adik ku, dan aku diijinkan untuk bekerja sebagai pembantu di Bekasi. Sore itu juga aku dan paman ku yang mengendarai sepeda motor langsung bergegas meninggalkan kampong kelahiran ku itu. Dua jam setenga perjalanan menuju Bekasi, akhirnya aku sampai juga dirumah teman paman ku.

BANDAR DOMINO - “Oh, ini toh calon pembantunya Pak Romi itu. Ck..ck..ck..montok banget. Ini siapa kamu Sup?” Tanyanya kepada Paman ku. “Huuss, ini keponakan ku dari kampong. Dia abis dicerain sama suaminya. Awas jangan macem-macem loh Ded!. Udah, yuk kita kerumahnya Pak Romi saja, mumpung belum malem nih” ajak paman kepada temannya. Akhirnya kami bertiga dengan mengendarai dua motor menuju rumah Pak Romi disalah satu perumahan yang cukup Elite di Kota Bekasi. Lima belas menit perjalanan akhirnya kami sampai juga didepan rumah yang cukup megah milik Pak Romi. Setelah memencet Bel yang ada di pojok tembok, keluarlah salah satu pria yang berusia 35 tahunan. “Oh kang Dedi dan kang Usup, mari masuk. Dari siang tadi juga bapak dan ibu sudah nunggu-nunggu. Mari masuk neng” kata lelaki tadi sambil mempersilahkan masuk.

Ketika kami bertiga berada diruang tamu, tidak lama keluarlah seorang pria separuh baya yang berperawakannya cukup atletis. Setelah pria memperkenalkan diri, barulah saya tahu, bahwa itulah sang pemilik rumah, Pak Romi. “Maaf agak lama menunggu yah, kebetulan ibu nya sedang arisan keluarga bersama Sony anak saya di daerah Cakung. Maaf tidak ada apa-apa, maklum si bibi (Pembantu) nya sudah pulang kampung” ucap Pak Romi dengan santunnya. “Oh ini toh calon pembantu yang dimaksud kang Dedi itu” tambahnya. Kang Dedi temannya paman, langsung mengiyakan, “Iya ini pak, dia ini masih keponakannya kang Yusup. Dia orang Karawang, tp daerahnya yang dekat dengan laut utara itu loh Pak, hehe” sergah kang Dedi. Sejam sudah kami ngobrol, akhirnya paman dan kang Dedi pamitan untuk pulang.

“yang betah ya neng. Awas jaga diri baik-baik” bisik paman didaun telinga ku. Sepeninggal mereka, diruang tamu hanya ada aku dan Pak Romi. Sebenarnya sejak kali pertama melihat pak Romi, kenapa perasaan ku menjadi lain. Jantung ku seolah berdetak tak karuan serta darah ditubuh ku mengalir cepat. “Ah, mungkin hanya perasaan ku saja. Tapi memang majikan ku ini walaupun sudah berumur, tp sangat menarik. Seperti apa rasanya yah, bila ada dipelukannya” pikirku dalam hati. “Heeyy, kok melamun sih de. Apa yang kamu lamunin. Pacarnya yah?’ gertak Pak Romi yang membuyarkan lamunan ku. “Ah nggak Pak, hanya malu saja sama bapak. Saya ga terbiasa ada didalam rumah yang semewah ini. Jadi malu saya nya pak. O, iya pak, dimana nanti tempat tidur saya?” kata ku mengalihkan pembicaraan.

Ditanya begitu, pak Romi akhirnya mengajak ku keruangan dalam untuk menunjukan kamar buat ku. Ternyata kamar ku berada di lantai dua. “Ini kamar mu Mi. Disitu juga ada kamar mandinya. Dan kamu akan mandi sepuasnya tanpa ada yang mengganggu. Hehe..” canda Pak Romi. Tak terasa ini merupakan tahun ke dua aku bekerja di keluarga pak Romi. Selaiin pak Romi dan istrinya baik kepada ku, anaknya yang bernama Sony pun sangat santun. saya merasa kerasan, karena keluarga ini cukup baik memperlakukan aku sebagai pembantu, bahkan memberikan lebih dari apa yang diharapkan oleh seorang pembantu. Tapi saya juga sadar akan hal ini, terutama akan kebaikan pak Romi, yang terlalu berlebihan.

Namun aku tak begitu memikirkannya. Sepanjang hidup ku terjamin, aku pun dapat menabung kelebihannya untuk jaminan hari tua nanti. Perkara kelakuan pak Romi yang selalu minta “dilayani” kebutuhan biologisnya jika kebetulan istrinya tak ada di rumah, itu adalah perkara lain. Aku tak memperdulikannya, soalnya akupun sangat membutuhkan dan menikmatinya pula. Aku juga kan wanita normal, yang pernah merasakan berumah tangga dan mendapatkan kehangatan seorang laki-laki. Sejujurnya sejak aku baru enam bulan bekerja dirumah itu, Pak Romi dengan terus terang kepada ku kala itu aku sedang berada di dapur, dia membisikan bahwa dirinya sangat tergila-gila melihat kedua payudara ku yang montok dan kenyal. 

Kulit ku memang agak kecoklatan namun terawat bersih dan halus. Soal wajah meski aku tidak tergolong cantik, namun katanya aku memiliki daya tarik tersendiri. Sensual! Begitu kata majikan ku saat pertama kali kami bercinta di kamar tidur ku, waktu itu istri dan anak nya tidak berada dirumah, pak Romi lebih awal pulang kerumah. Ketika itu usia ku yang masih relative masih muda dan rasa seks yang masih tinggi. Setiap ada kesempatan aku dan pak Romi selalu bermesum ria. Apakah itu di ruang tamu, dapur ataupun kamar mandi, ketika kami berdua sama-sama lagi ‘pengen’, pasti akan kami lakukan, tentunya disaat istri dan anaknya tidak berada dirumah.

Ternyata, perselingkuhan diriku dengan keluarga itu bukan hanya dengan pak Romi, namun aku justru malah terpikat oleh anaknya yang masih terbilang bau kencur. Peristiwa itu terjadi ketika Pak Romi mendapat tugas kerja dari kantornya kedaerah Kalimantan Timur selama tiga bulan lamanya. Padahal aku ini bukan istri syah nya, namun perasaan ku ditinggal pak Romi serasa ditinggal sang suami. Otomatis jatah seks yang selalu aku terima dari pak Romi harus berhenti sementara. Jelas selam satu minggu saja ditinggalkan, kepala ku serasa pening, akhirnya diam-diam aku masturbasi didalam kamar mandi.

Pada suatu hari, tepatnya hari minggu siang, dirumah tidak ada siapa-siapa istri pak Romi berangkat ke arisan ibu-ibu kantornya. Sony entah kemana sejak pagi hari dia sudah pergi bersama temannya. Aku yang kesepian sendiri dirumah akhirnya memutuskan untuk mandi setelah setengah hari bekerja membersihkan rumah. Disaat aku sedang mandi, perasaan ku merasa tak enak, seolah ada orang yang sedang mengintip. Saat itu aku teringat, pada waktu masuk ke kamar pintunya lupa tidak aku kunci. Benar dugaan ku, ketika selesai mandi disamping lemari pakaian ada Sony sedang berdiri sambil cengegesan.

“Maaf Bi. Tadi waktu saya manggil-manggil tidak ada sahutan, setelah aku buka pintu ga dikunci lalu aku beranikan masuk dan melihat Bibi sedang mandi” ucap Sony dengan gaya lugunya. Jujur saja, saat melihat Sony, seolah aku melihat dia adalah Pak Romi yang berdiri dihadapan ku. ”Ya udah, memang ada apa manggil-manggil bibi. Sony mau minta tolong ma bibi. sekarang bibi mau pakai baju, Sony keluar dulu yah?” jelas ku. “Aku minta dikerokin, kayaknya masuk angin bi, udah disini aja, ga usah ganti baju, pakai handuk juga ga apa-apalah bi” elak Sony sambil menarik tangan ku agar duduk di kasur. Sony langsung membuka kaosnya, dan memberikan kerikan beserta hand body nya. Ketika aku sedang mengerik punggungnya, tiba-tiba tangan Sony menarik handuk yang sedari aku lilitkan di tubuhku yang montok. Karuan saja tubuh ku seketika itu menjadi telanjang bulat.

“Duh, jangan nakal begitu dong Son, nanti ketahuan Ibu bisa berabe. Bibi bisa dipecat Son” pekik ku seperti tak digubrisnya. “Jangan pura-pura lah bi, apa saya harus bilang bahwa bibi dan papah suka begituan dirumah ketika Ibu sedang tidak ada?, aku tuh pernah liat kalian bersetubuh didalam kamar papah, waktu itu aku sempat mengintip tapi kalian tidak melihatnya” gertak Sony. Jelas perasaan ku saat itu bagaikan tersambar petir di siang bolong. Muka ku langsung pucat mendengar kata-kata Sony seperti itu. “Sekarang tinggal pilih. Bibi mau melayani aku atau tidak. Atau aku bilang saja ke Ibu, bahwa kalian sering bersetubuh dirumah ini? Sekarang terserah bibi” ancamnya. Namun sesungguhnya dalam hatiku, walaupun Sony tidak mengancam pun aku pasti mau melakukan itu, tp aku menjaga imej terlebih dahulu.

Aku yang terdiam, langsung dimanfaatkannya. Tubuh ku yang sudah telanjang ini, menjadi santapan anak yang masih bau kencur itu. Namun aku tak menyangka, ternyata Sony memiliki stamina kuat seperti pak Romi. Dia dapat mengimbangi keganasan nafsu seks ku yang sudah menggebu-gebu, menjelang pukul 9 malam, akhirnya kami berdua tergolek lemas. Empat ronde kami tuntaskan permainan diatas ranjang dan dikamar mandi, segala gaya kami lakukan. Setelah Sony puas, dia langsung kembali ke kamarnya untuk istirahat, “Terimakasih ya bi, pantas saja papah ketagihan. Ternyata punya bibi memang enak” ejek Sony sebelum meninggalkan kamar ku. Setelah Sony meninggalkan kamar ku, aku sempat berpikir, tidak apalah pak Romi tidak ada pun, toh anaknya pun mampu mengobati kekangenan ku akan seks. 

Selama tiga bulan pak Romi di Kalimantan Timur, selama itu pula Sony yang selalu memenuhi keinginan seks ku. Dan setalah kepulangan kembali pak Romi kerumah, otomatis aku langsung melayani dua orang sekaligus. Namun disini aku lah yang berperan membagi waktunya agar tidak bentrok antara pak Romi dengan Sony anaknya. Selama aku 7 tahun bekerja di rumah itu, aku sangat terpuaskan. Masalah materi tidak terhitung, apalagi kebutuhan seks, aku dalam sehari harus melayani kedua kekasih gelap ku itu. Keduanya sangat kuat, dan selama sepuluh tahun itu juga keduanya sama sekali tidak mengetahui tentang pembagian jatah seks itu. Itu semua karena kepiawaian ku mengatur waktunya.

Post a Comment

0 Comments